Sabtu, 13 Mei 2017

Flaming Blame

The fire keeps burning

The flame isnt huge enough to burn the whole oily tree
And im burning to death by seeing the flame
It washed off my eyelashes

Oh rain, please come early
Let my veins flow along the flood
Let it drowned by the dawn
And please fast forward the helpless night

Oh sun keeps hiding by the clouds
I can’t stand the morning
Why don’t everyone play hide and seek?
Sinking feeling
Then crashed into the ground
Dig our own hole and throw our sorrow
I’ll make the highest mountain of sorrow

Broken letters falling off from flowers
They bloom beautifully flawless
Staring to the sun and swallow most of the sunlight,
Will sun run off the light or even become dry?

And when the time has come,
Moon rises in the morning and stays along the day.
Are flowers changed into bad shape?
Or they choose to be burnt by the fire,
Cause they can’t help the moon?

Elegi tentang Alam

Terdiri dari tanah kering, pepohonan gersang dan rumput. Disitulah Gunung.
Mencoba menjauh dr hingar bingar dan kebisingan ibukota yg sesak.
Tempat akhir pelarian yg sempurna, menyatu dgn alam.

Gunung mendamba hujan yg memberi kehidupan untuknya. Seperti seorang anak lelaki yg mendamba arti hidup.

Gunung dan hujan nampak serasa namun tak sama
Gunung berdiri kokoh sendiri, tak berpasang, tanpa tersentuh manusia, dan sendiri. Mungkin ada kalanya ia kesepian, tp kemana lg harus berlari mengusir sepi? bukankah gunung adalah akhir dr pelarian?

Hujan....
Hujan pun tak berteman, dikelilingi awan gelap, tak bisa berucap krn angin dan petir berteriak lantang. Hujan punya banyak kisah untuk berbagi sampai datangnya pelangi. Semua tak mendengar, hanya Gunung.
Karena hanya Gunung yg tau arti sepi.

Gunung dan hujan serasa tapi tak sealam.
Tak seperti Gunung dan lava.
Atau seperti Hujan dan awan.
Gunung dan hujan, mungkin tak bisa seirama.

Alam punya peran. Ini pun bukan pilihan, karena hujan bukan lava dan gunung bukan awan.

Seperti rasa yg tak sejalan.


Salam,
Hujan