Senin, 13 September 2010

Kupu-kupu kertas

Sometimes, it was weird when u wake up in the morning and u just felt nothing...
Yap, itu yg gue rasain pas gue bangun pagi ini. Damn! i really hate this. Gue kejebak di dalam lamunan yg sebenarnya udah jauh pergi ninggalin gue. hmmm..

Dari gue kecil, honestly gue suka banget sm yg namanya kupu-kupu. Dulu pas gw masi sd, gw suka nangkepin kupu-kupu sama sahabat kecil gue dirumahnya. Kita naro kupu-kupu itu di toples bekas kue, dengan tujuan mau ngawetin kupu-kupu. Can you imagine how 2 little girls were like being so enormously excited about catching a butterfly? it was like we really wish to fly when our cute butterfly just flew higher and harder to be caught. Then late in the afternoon, gue dan sahabat gue balik kerumahnya buat naro kupu-kupu yg berhasil ditangkep itu. Almost tiap weekend gue dan sahabat kecil gue itu main ke taman deket rumahnya supaya bisa nangkep kupu-kupu, as a matter fact disana emang banyak kupu-kupu yang cantik-cantik banget warnanya. Ada satu yang pengen banget gue tangkep, entah kenapa kupu-kupu nya terbang rendah banget bahkan sempet nemplok di bahu gue. Di sayapnya kaya ada matanya gitu, technically it wasn't a real eye but more like a black spot diantara warna biru muda yg jadi background sayapnya. I was so wacky at that time, dan tanpa gue sadar gue teriak manggil sahabat gue then blast! kupu-kupu nya terbang lagi. Poor me...

Tau-tau, kupu-kupunya hinggap di satu daun, karena pengen banget gue ambil, gw pegang lah sayapnya. Gue ga pernah tau kalo sayap kupu-kupu itu bener-bener rapuh banget. Sayapnya lepas dan masih kepegang sama gue. Sedangkan badan kupu-kupunya jatoh ke tanah. Waktu itu gue ngerasa bersalah banget, gue jadi ga bisa ngawetin kupu-kupunya dan karena gue megangnya terlalu kenceng, sayapnya patah. Sebelumnya gue ga pernah tau kalo sayap kupu-kupu itu rapuh banget. Dan sebenernya apa hubungannya ya gue bangun pagi-pagi dengan perasaan ga karuan dan cerita tentang kupu-kupu di masa gue kecil? Actually, karena gue lagi suka banget sama lagu kupu-kupu kertasnya om Ebiet G. Ade, one of the legendary singer i adore so much since i was a little. Gue suka banget bagian intro dari lagu itu dan entah kenapa he really done great with this song.
#intro
"Setiap waktu engkau tersenyum
Sudut matamu memancarkan rasa
Keresahan yang terbenam
Kerinduan yang tertahan
Duka dalam yang tersembunyi
Jauh di lubuk hati
Kata katamu riuh mengalir bagai gerimis

Seperti angin tak pernah diam
Selalu beranjak setiap saat
Menebarkan jala asmara
Menaburkan aroma luka
Benih kebencian kau tanam
Bakar ladang gersang
Entah sampai kapan berhenti menipu diri

Kupu kupu kertas
Yang terbang kian kemari
Aneka rupa dan warna
Dibias lampu temaram

Membasuh debu yang lekat dalam jiwa
Mencuci bersih dari segala kekotoran
Aku menunggu hujan turunlah
Aku mengharapkan badai datanglah
Gemuruhnya akan
Melumatkan semua kupu kupu kertas"

Sounds melancholic wasn't it? Gue kurang begitu paham makna lagu ini sih. Tapi lagu ini sukses bikin gue merinding, entah accidentally guenya yg lagi ngerasa shallow karena terus2an feeling blue yg ga tau bakal sampe kapan blue-nya atau si om Ebiet nya emang totally awesome when singing this song, atau emang guenya aja yg lagi ngebuka luka lama. Hmmm... Speaking of which, i was having a weird dream, yeah it's totally weird cause it successfully bring my memory back in those days.. Torn again.. Sucks! Dan begitu keluar kamar, gue disambut sangat dingin sama awan dan udara yang sangat ga bersahabat. Sedari gue buka mata, cuacanya menarik gue kaya magnet ke dunia melankolik yang beberapa hari ini udah lumayan bisa gue lupain. Mulai lagi deh gue bengong-bengong di teras sambil dengerin lagu Kupu-kupu Kertas dan nyeruput teh melati yg ngebantu bikin suasana hati gue tenang.


Sebenarnya susah buat dijelaskan dengan kata-kata, segimana gue ngerasa awful dan nge-force diri gue untuk going along with my life. Mungkin suasana mendung yang ga karuan dari pagi ini, cukup menggambarkan cuaca hati gue. Not too shallow, it's really not all about love life. My love life has already been a disaster. Dan gue akan memulai the biggest step dalam hidup gue dimana gue akan belajar berhenti berharap dan berkhayal. Tapi di saat kaya gini, ditemenin sama bangku kayu di teras depan, gue mulai berkhayal seandainya gue adalah kupu-kupu kertas. Mungkin sekedar di pegang dengan keras di bagian sayapnya, ga akan bisa bikin gue jadi mati dan jatoh ke tanah tinggal nunggu malaikat pencabut nyawa. Kupu-kupu kertas akan jauh lebih kuat dan at least ga serapuh kupu-kupu biasa. I really wish i could be them. Sayap-sayapnya bakalan hancur kalo kena air doang. Just like another paper material, well setidaknya bakalan lebih susah untuk menghancurkan gue. Lebihnya, seandainya gue hancur berkeping-keping, gue masih bisa bermanfaat karena gue terbuat dari kertas. Masih bisa di recycled dan di reuse atau gue juga bisa jadi sampah organik. Sedangkan sayap kupu-kupu yang mati cuma jatoh ke tanah dan jadi sampah organik. Setidaknya kupu-kupu kertas, waktu terguyur hujan akan luruh ke tanah dan hancur. Tapi masih berbentuk kertas. Dan seandainya hancur berkeping-keping masih berbentuk partikel kertas. Waktu warna-warna di sayap gue memudar karena kena air, well gue akan kembali ke warna dasar gue, PUTIH. Mungkin nantinya kalau gue ga dijadiin bahan recycle, gue bisa kembali jadi kupu-kupu kertas. Mungkin juga akan ada yang ngasih warna-warna indah lagi di sayap gue dan ngajarin gue lagi cara untuk terbang. Semuanya mungkin terjadi, dan mungkin ga terjadi, tapi satu hal yang gue percaya saat ini : Gue pantas untuk terbang dan bahagia (sekedar tambahan, mungkin gue pantas untuk diterbangkan dan dibahagiakan). Kalimat pertama merupakan kata kerja dimana subjeknya merupakan kata ganti orang pertama tunggal, sedangkan kalimat di dalam kurung subjeknya adalah kata ganti orang ketiga tunggal. See how it goes differently?



There's nothing wrong about dreaming and fantasizing, they are just imagination, your own procreation of minds. They aren't human. They won't let you down like most human did.