Some people thinking about the moon because of its beauty
A few of them staring at the moon everytime they feel lonely
Yeah, moon is the best company to share each and every solitude
But no one look back for the moon to ensure how moon could stay up all night
And the moon will always stay in the sky and not turning back when everyone else does leave the moon
All alone.
-----------------------------------------------------------------------------------------Si gadis kecil merengkuh boneka kecil itu dan mendongak keluar jendela. Tangannya menjulur keluar dan merasakan dinginnya malam. Kepala nya menengadah memandang bulan malam itu, bergumam kecil dan berandai2. Seandainya bulan bisa menggapai tangan mungilnya, ingin sekali ia menemani bulan melewati setiap malam kesepian. Ingin sekali ia menari2 dibawah sinar agar bulan tau bahwa ia tidak sendiri. Si gadis kecil bergumam lirih, ia ingin menitipkan sejuta cinta untuk ibunya yang sudah tiada. Sang Malam selalu memutarkan nyanyian selamat tidur yg dinyanyikan ibunya, si gadis kecil bersedih dan sang bulan ada disana. Menemaninya. Ia mulai menguap dan sekejap matanya terpejam. Lalu,
Bulan kembali sendiri lagi dan tak berteman
Seorang istri yang setia itu menunggu di halaman belakang, seorang istri yang diperlakukan selayaknya seorang simpanan, tidak pernah dihargai dah hanya disia-siakan. Tak pernah tau suaminya sedang melakukan hal apa, tak pernah tau apapun selain sang suami berangkat pukul 7 dan pulang pukul 9. Termenung meratapi kesalahannya dimasa lalu. Mendongak melihat bulan, dan setidaknya ia merasa tidak sendiri. Ia menatap sang bulan dalam lamunannya dan berkata "Adakah bulan lebih kesepian dari pada aku? Apabila bulan memiliki lidah, apa yg akan ia jeritkan?" lalu sang istri terbangun dari lamunannya dan masuk ke dalam, meninggalkan bulan sendirian.
"Taukah bahwa aku sangat kesepian, semua orang hanya melihat ku dari kejauhan dan tak ada satupun yg mendekat. Bahkan bintang-bintang tidak pernah menemaniku di kala hujan. Tapi aku tetap berdiri disini dengan tegar walaupun didalamnya aku hancur lebur. Aku hanya indah diihat dari kejauhan, tp saat dilihat dgn dekat aku tak seindah apa yg selama ini terlihat"
Kegagalan. Mungkin itu ketakutan terbesar semua orang. Dan merupakan satu-satunya ketakutan yg dimiliki seorang ayah. Ketakutan akan masa depan yg masih ia cerminkan dari kesalahan masa lalu. Ketakutan atas kerajaan yg didirikannya akan runtuh suatu hari nanti. Ketakutan bahwa anak-anaknya tidak bisa menjadi dirinya. Ketakutan yg semakin besar yg berubah menjadi sebuah obsesi. Obsesi yg menyeretnya lebih dalam dalam dunia kesendiriannya. Kesendirian yg penuh megalomania, tanpa mencintai kerajaan megahnya. Dibalik kacamata seorang ayah yang sepertinya tidak akan pernah pecah itu, tersimpan banyak rasa takut dan masih terdapat jiwa seorang anak laki-laki disana. Kacamata itu hanya menutupi semua bagian dirinya yang tidak ingin terlihat. Kacamata itu menutupi rasa kesepiannya yg begitu besar. Sang ayah malam itu, ditemani dengan belasan puntung rokok dan hey, ternyata sang bulan masih ada disana dan melihat semua kejadian ini. Sang bulan melihat raut wajah kelelahan, lelah untuk berpura-pura egois, lelah untuk berpura-pura menjalankan semua yg baik-baik saja. Bulan tau, malam itu ia akan menemani lelaki tua itu. Sang ayah mungkin tidak sadar bahwa bulan akan selalu ada disana dan bersedia dengan suka rela menemani jiwa kesepian tiap manusia. Sesaat sang ayah melihat keluar jendela mobilnya, dan memandang bulan, desahan napas lelah keluar dari dirinya. Seakan ia merasa desah napas lelah yg keluar dari mulutnya, bersamaan dengan berkurangnya sedikit demi sedikit ketakutan yg mencekam dirinya itu. Sekali lagi ia menatap bulan, lama sekali, ditatapnya pekat pekat bulan itu. Dan mulai bertanya lagi "Aku, seorang laki-laki yg memiliki keluarga, memiliki pekerjaan dan setidaknya aku masih memiliki tujuan hidup, aku masih merasa sepi. Bagaimana denganmu, Bulan? Dunia seakan tak adil, membiarkan mu bersinar indah di malam hari tanpa memiliki pasangan setia disisimu. Pernahkah kau tersenyum dalam kesendirianmu itu, Bulan?"
"Ya, aku menikmatinya. Kurang lebih. Karena tidak banyak yg dapat ku lakukan selain menikmatinya. Selain itu aku juga sudah biasa melewati ribuan malam hanya berteman dengan bayang2 hitam. Aku berdiri di balik matahari, sinarnya yg terhalang olehku. Membuatku bersinar sedikit redup. Dan ya, aku kesepian"
Malam itu jauh lebih dingin dari malam-malam sebelumnya. Bahkan selimut yg melilit pun tak sanggup memberikan kehangatan. Seorang kekasih gelap, tertidur disamping pria yg dicintainya, pria yg belum tentu mencintainya atau yg hanya berpura-pura mencintainya. Sekali lagi satu malam diantara ribuan malam yg selalu membuatnya gelisah dan terjaga sepanjang malam. Cahaya bulan masuk melalui jendela ruangan berdinding 4 itu. Bulan pun menyapa si kekasih gelap yg sedang menatap damai pria yg tertidur di sampingnya. Si kekasih gelap yang memiliki jutaan harapan itu menangis dalam senyuman dan berteriak dalam diam. Ia tau semua harapan indah itu tak akan pernah jadi kenyataan. Ia mampu melakukan apapun hanya untuk dapat merasakan sedikitnya cinta yg sudah lama hilang dr hidupnya. Cinta yg ia sendiri tak pernah tau apa yg sedang ia jalani, cinta yg hanya merupakan hadiah dr si pria krn telah setia menemaninya berjalan dalam gelap, cinta yg mungkin hanya sebuah formalitas. Bulan melihat air mata yg sudah berhenti berderai, krn mata itu lelah menangis. Juga sepasang kaki yg terkulai lemah, krn sudah tak sanggup berdiri untuk menunggu ketidakpastian yg tak akan pernah datang untuk menjemputnya. "Bulan, pernahkah kau menjadi bayang-bayang seseorang? Pernahkah kau tak terlihat?"
"Aku adalah bayang-bayang matahari. Semua orang semua makhluk hidup tidak ada yang dapat meihatku di pagi hari. Karena aku sembunyi di balik matahari yang tak membiarkanku keluar. Aku sama seperti dirimu yang hanya terlihat pada malam hari, disaat hampir semua orang mengacuhkanmu. Aku sama sepertimu yang hanya berdiri sendiri disaat kau seperti tertimpa hujan. Bahkan pelangi pun tak mau menemaniku. Begitu juga dengan binntang-bintang. Aku hanya berada di sana sendiri, menghadapi gelap dan dinginnya malam. Sama sepertimu, aku hanyalah kekasih gelap matahari."
what a great blog =)
BalasHapus